Sabtu, September 20, 2025
BerandaBeritaFestival Silat Internasional di Garut, Upaya Lestarikan Pencak Silat Hingga Kancah Global

Festival Silat Internasional di Garut, Upaya Lestarikan Pencak Silat Hingga Kancah Global

GARUT, Tarogong Kidul – Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, membuka Festival Kasundan Internasional Silat Camp (KISC) di SOR RAA Adiwijaya pada 7 Agustus 2025. Acara ini bukan sekadar ajang unjuk kebolehan, tetapi juga perayaan kekayaan budaya Indonesia yang bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan pencak silat, seni bela diri yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Dunia oleh UNESCO.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Putri Karlina menekankan bahwa pencak silat memiliki nilai-nilai filosofis dan estetika yang mendalam. Ia menyebutnya sebagai cerminan keberanian dan identitas bangsa Indonesia. “Nilai-nilai filosofi, hidup, nilai estetika yang terangkum pada sebuah gerakan indah namun tegas, yang menunjukkan betapa memang orang-orang Indonesia adalah orang pemberani yang pantas membela diri,” ungkapnya. Acara ini menjadi momentum luar biasa untuk mempromosikan pencak silat ke kancah internasional. Kehadiran peserta dari berbagai negara, menurutnya, adalah anugerah yang patut disyukuri, karena dapat meningkatkan promosi pariwisata Kabupaten Garut. Putri Karlina berharap acara ini dapat terus lestari dan mengharumkan nama Garut. Ia juga berpesan kepada semua pihak untuk tidak lelah menjaga warisan leluhur ini, “Jangan berhenti untuk selalu mengupayakan apa yang menjadi warisan leluhur kita agar tetap bisa dinikmati, tetap bisa menjadi napas hidup bagi anak cucu kita kelak.”

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, turut menyampaikan pentingnya KISC 2025 sebagai inisiatif untuk memperkuat pelestarian, promosi, dan diplomasi budaya. Fadli Zon menyoroti status pencak silat sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia yang diakui UNESCO sejak 12 Desember 2019. Ia menyebut KISC sebagai ruang pertemuan penting bagi para guru dan perguruan pencak silat untuk berbagi wawasan dan memperluas pemahaman para peserta. Menurutnya, acara ini juga menjadi jembatan pertukaran budaya yang mempererat jejaring internasional. “Melalui kegiatan seperti KISC, kita menjalankan amanat konstitusi. Kita memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,” ucap Fadli Zon, seraya berkomitmen untuk terus mendukung KISC dan inisiatif serupa di masa depan agar menjadi ekosistem budaya yang berkelanjutan.

Ketua Pelaksana KISC 2025, Dimas Tresna Aditya, menjelaskan bahwa acara ini didirikan oleh Cecep Arif Rahman pada tahun 2017 sebagai komitmen untuk melestarikan dan memperkenalkan pencak silat ke kancah internasional. Dimas menyoroti tujuan KISC untuk membangun ruang kolaborasi dan mempererat silaturahmi antar pesilat dari berbagai negara. Ia juga melaporkan adanya sesi khusus yang melibatkan 150 peserta anak-anak berkebutuhan khusus atau disabilitas. “Ini menandakan bahwa seni budaya bela diri Indonesia ini bisa dirasakan dan dinikmati oleh siapapun serta kalangan apapun,” tuturnya. KISC 2025 yang berlangsung dari 1-8 Agustus 2025, diikuti oleh lebih dari 50 peserta dari tujuh negara, yaitu Singapura, Australia, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, Belanda, Prancis, dan Indonesia. Ia berharap KISC dapat menjadi pengalaman berkesan yang memperkaya wawasan, mempererat persaudaraan, dan memperkuat sinergitas antara Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Kasundan, pemerintah pusat, dan daerah.

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments