GARUT – Anggota DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan, memberikan klarifikasi terkait isu dugaan defisit keuangan di RSUD dr. Slamet Garut. Ia menegaskan bahwa kondisi yang ramai diperbincangkan sebagai defisit sebenarnya lebih tepat dipahami sebagai persoalan teknis dalam penyesuaian pendapatan dan pengeluaran, bukan krisis finansial.
Menurut Yudha, perbedaan antara prediksi dan realisasi pendapatan, serta penurunan jumlah tempat tidur yang berpengaruh pada jumlah layanan, menjadi salah satu faktor munculnya anggapan defisit. Namun, hal itu dapat dikendalikan melalui mekanisme pengelolaan yang lebih transparan.
Ia juga menekankan bahwa RSUD dr. Slamet saat ini berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang memiliki fleksibilitas dalam mengatur arus kas. Dengan status tersebut, rumah sakit bisa menyesuaikan anggaran berdasarkan layanan yang berjalan maupun klaim yang masih dalam proses pencairan.
Yudha meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Menurutnya, penting bagi semua pihak untuk menjaga komunikasi dan keterbukaan data agar posisi keuangan rumah sakit dapat dipahami secara jelas. “Sebaiknya kita melihat data ke depan, klaim BPJS, layanan umum, serta realisasi pengeluaran, agar posisi keuangan bisa tergambar secara objektif,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mendukung langkah pemerintah daerah untuk memastikan pelayanan RSUD tetap stabil, termasuk melalui alokasi tambahan dana pada APBD Perubahan. Hal ini dianggap penting untuk menjamin ketersediaan obat-obatan, tenaga medis, serta fasilitas pelayanan tetap berjalan normal.
Yudha menegaskan bahwa isu defisit ini sebaiknya tidak dibesar-besarkan, melainkan dijadikan tantangan pengelolaan keuangan yang perlu diselesaikan bersama. Ia berharap DPRD, Pemkab, Dinas Kesehatan, serta masyarakat dapat berkolaborasi agar RSUD dr. Slamet tetap mampu memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal bagi warga Garut.
